Selasa, 04 Oktober 2011

Saung Angklung Udjo

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan dan adat istiadat yang di miliki oleh setiap daerah. Pada negara Indonesia pula memiliki berbagai kesenian yang patut kita lestarikan. Namun buktinya kesenian yang sangat banyak dan beragam di Indonesia ini belum seluruhnya dilestarikan. Di jawa barat memiliki banyak kesenian khas salah satunya adalah angklung, wayang golek, tari topeng dan masih banyak lagi. Seluruh kesenian tersebut perlu dilestarikan agar kesenian khas jawa barat dapat berkembang dan tidak punah.
Tradisi kebudayaan seperti itu sudah hampir jarang kita temui atau bahkan sudah hampir punah. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda alangkah baiknya melestarikan kebudayaan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Kita harus bangga memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.
Salah satu tempat yang mencoba melestarikan budaya-budaya seperti yang disebutkan diatas adalah “Saung Angklung Udjo.” Tempat seperti ini sangat bagus sekali untuk memperkenalkan tradisi budaya Indonesia kepada turis asing yang berwisata ke Indonesia.
 Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional terkenal yang dibuat dari bambu dan merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Dulunya, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen. Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) yang akan membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia.  Angklung yang tertua di dalam sejarah yang masih ada disebut Angklung Gubrag dibuat di Jasinga, Bogor, Indonesia dan usianya telah mencapai 400 tahun. Sekarang ini, beberapa angklung tersebut disimpan di Museum Sri Baduga, Bandung, Indonesia.
Saung Udjo merupakan salah satu tempat yang menampilkan beberapa kesenian khas jawa barat, disana kita dapat mengetahui apa saja kesenian yang dimiliki oleh negara kita dan secara tidak langsung kita juga ikut melestarikannya. Dan pada tahun November 2010 angklung diresmikan sebagai kesenian asli negara Indonesia oleh UNESCO, dan kita patut berbangga hati.
BAB II
ISI LAPORAN

2. 1 Lokasi Kegiatan Kuliah Lapangan :  Saung Angklung Udjo,
   Jln. Padasuka 118 Bandung
2.2 Tanggal Kegiatan                                        :  22 Juni 2010
2.3 Waktu Kegiatan                                         :  15.30-17.30
2.4 Peserta Kegiatan                                        :  Seluruh mahasiswa/i jurusan agribisnis
   Universitas Padjadjaran
2.5 Hasil Kegiatan                                            :


Saung Angklung Udjo
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat workshop kebudayaan yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, danworkshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya angklung.
Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Berlokasi di Jln. Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia.
Dengan suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh pohon-pohon bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik bambu.
Disamping pertunjukan rutin setiap sore, Saung Angklung Udjo telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi Saung Angklung Udjo saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam maupun di luar negeri, pada bulan Agustus tahun 2000 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, Saung Angklung Udjo mengadakan konser kolaborasi dengan penyanyi cilik yang dijuluki Shirley Temple-nya Indonesia, yaitu Sherina.
Saung Angklung Udjo tidak terbatas pada hanya menjual seni pertunjukan saja, berbagai produk alat musik bambu tradisional (angklung, arumba, calung dan lainnya) dibuat dan dijual kepada para pembeli.
Saung Angklung Udjo percaya bahwa kerja sama yang harmonis adalah hubungan yang saling mengulaskan senyum bagi semua pihak, dan menciptakan keriangan hati bagi setiap usaha yang tengah berlangsung.
Demi mencapai hubungan yang dilandasi oleh kredibilitas dengan konsumen juga mitra dan relasi bisnis, Divisi Pengembangan dan Penelitian Saung Angklung Udjo akan menjalankan fungsinya untuk selalu memperluas serta memelihara Jaringan Kemitraan dan Konsumen yang sedang berlangsung maupun yang akan berlangsung sebagai upaya dan dedikasi terbaik dalam menciptakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan.
Beberapa pola pengembangan jejaring kemitraan yang telah dilakukan selama ini adalah : Memberikan pesanan pembuatan alat musik bambu dan materi pendukungnya, Penyediaan bahan baku, Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk baik suara maupun artistiknya, serta Pemberantasan hama yang menyerang bambu dan lainnya.

1. Demonstrasi Wayang Golek
                                             
Pertunjukan pertama yang disajikan oleh saung udjo adalah pertunjukan wayang golek, pertunjukan ini sekitar 10-15 menit tapi cukup menghibur apalagi sewaktu Cepot keluar beberapa penonton tertawa melihat aksinya. Pasti yang sudah sering menonton pertunjukanWayang Golek sudah tidak asing dengan si Cepot ini. Selain cepot masih banyak lagi tokoh pada wayang, yang berlatar belakang tokoh baik hati dan tokoh penjahat. Mereka saling bertengkar diiringi suara-suara yang dihasilkan dari alat-alat music khas Jawa Barat.


2. Helaran
                                            
Heleran seringkali dimainkan untuk mengiringi upacara tradisional khitanan. Heleran ini dimainkan dengan nada yang riang gembira, karena memang ditunjukan untuk menghibur dan untuk menunjukan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Pada saat penampilannya para pemain angklung memainkan sesuai irama, dan anak yang dikhitan akan duduk menggunakan tempat duduk dari bambu yang di bawa oleh para penari dan diiringi pula oleh para penari lainnya, biasanya mengelilingi kampong.
3. Arumba
Arumba merupakan singkatan dari A untuk Alunan Rum untuk Rampun Ba untuk Bambu. Pada saat pertunjukan kita akan mendengarkan beberapa alat music yang dimainkan secara bersamaan dan memiliki ritme nada yang enak didengar, sehingga barang siapa yang mendengarkannya akan merasa kagum.


4. Tari Topeng

Tari topeng merupakan tarian khas jawa barat. Tari topeng yang ditampilkan di saung udjo terdiri dari 3 orang, mereka pertama masuk menari sesuai tarian tanpa memakai topeng terlebih dahulu, setelah sekitar 5 menit menari akhirnya mereka mengambil topeng lalu menari menggunakan topeng, cara topeng itu agar dapat menempel pada wajah adalah penari menggigit bulatan karet pada topeng.


5. Angklung Orkestra

Sekarang angklung sering dimainkan sebagai sebuah orkestra, sering juga dikombinasikan dengan permainan alat musik seperti gitar, perkusi, dll. Angklung dapat memainkan hampir semua jenis lagu, klasik, kontemporer, pop, serta mengiringi vokal. Permainan angklung yang baik akan tercipta bila diantara pemain terdapat kekompakan.
6. Bermain Angklung Bersama
Pada pertunjukan ini seluruh peserta yang hadir pada acara pertunjukan angklung di saung udjo ini akan mendapatkan angklung dari panitia angklung udjo, seluruh penonton akan diajarkan cara bermain angklung yang memimpin/dirigennya adalah anak dari (alm.) Mang Udjonya sendiri.
Saya baru mengetahui kalo angklung itu setiap nadanya diberi nama pulau besar di indonesia, misalnya Do itu Sumatra, dan ada kode pada pegangan angklung. sehingga setiap si Bapak Dirigen memberi kode tangan yang sesuai dengan nadanya, angklungnya dibunyikan.
Dan ternyata membunyikan angklung pun tidak bisa sembarangan. Posisinya harus benar. Tiap angklung ada ada dua bambu, bambu yang besar posisinya di sebelah kanan kita, tangan kanan kita memegang bagian bawah kanan angklung, tangan kiri memegang bagian tengah atas angklung..tangan kita lurus ke depan baru tangan kanan menggoyangkan angklungnya agar berbunyi.


7. Menari Bersama

Pada akhir acara, para putra-putri akan mengajak kita bergembira dengan menari bersama. Itu adalah sebagai tanda terima kasih kita sudah mau berkunjung ke Saung Angklung Udjo. Dan pada saat menari kita akan diiringi oleh alat  music khas Jawa Barat yang dimainkan secara ritme yang gembira.





BAB III
KRITIK&SARAN
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat workshop kebudayaan, yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, danworkshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya angklung.
Saung Angklung Udjo merupakan salah satu tempat untuk melestarikan tradisi kebudayaan asal Jawa Barat yang menampilkan penampilan-penampilan khas Jawa Baarat yang menarik dan mengesankan. Perlu diadakannya tempat-tempat seperti itu agar kebudayaan Indonesia dapat terjaga dan tidak bisa dengan mudah direbut oleh negara lain.
Kecintaannya pada angklung diwujudkannya dengan membentuk sanggar yang kemudian tidak hanya menjadi tempat pengembangan seni angklung, tetapi sekaligus memproduksi alat musik dari bambu itu. Sepeninggal Mang Udjo, usaha melestarikan kesenian angklung diteruskan oleh anak-anaknya.
Saung Angklung Udjo didirikan pada tahun 1967. Salah satu misi rumah seni ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan musik bambu. Dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Di balik merdunya angklung, ada proses pembuatan yang lama dan rumit. Tak sembarang bambu bisa digunakan demi menghasilkan alat musik angklung yang bagus.
Saran :  saya adalah agar lebih ditingkatkan kebersihan tempatnya dan juga papan-papan petunjuk arah lokasi yang cukup. Agar dapat memudahkan wisatawan yang akan berkunjung ke Saung Angklung Udjo tersebut. Dan lebih banyak lagi mebuat tempat untuk pertunjukan seperti yang dilakukan oleh saung udjo di beberapa daerah yang memiliki kesenian yang masih kurang dilestarikan, agar kesenian di seluruh Indonesia dapat di akui oleh masyarakat Indonesia maupun luar negeri.


Tidak ada komentar: